bla-bla-bla

nama gue
DARA ANJANi


gue di lukiss

Rabu, 28 Juli 2010

Entamoeba Histolytica

Protozoa Entamoeba Histolytica menyebabkan penyakit yang dinamakan Amoebiasis baik berupa penyakit yang simptomatik ataupun asimptomatik akut maupun kronis. Amoebiasis akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama pada daerah yang beriklim tropis dibanding pada daerah yang beriklim sedang. Amoebiasis yang non disentri adalah gejala yang paling banyak ditemukan dengan tanda - tanda sakit perut diikutu defekasi tinja cair. Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada amoebiasis yang simptomatik ataupun asimptomatik, misalnya abses hepar, pleuritis amoebiasis, picarditis, amoeboma, striktura pada usus bahkan amoebiasis serebral, genital dan kulit.

siklus hidup
Manusia terinfeksi Entamoeba Histolytica bila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi cyste protozoa ini. Cyste yang telah tua merupakan cyste yang infeksius dan bukan yang masih muda, sebab cyste yang masih muda mudah dihancurkan oleh asam lambung. Dari lambung cyste ini ikut dengan perjalanan makanan menuju usus halus. Didaerah ileum setiap cyste berkembang manjadi 4 buah metacystic trophozoite disebut juga dengan Amoebulae. Amoebulae ini kemudian masuk ke usus besar dan memulai berkolonisasi, makan, berinvasi dan ber-reproduksi mereka membelah diri menjadi amoebulae - amebulae yang lain. Tergantung dari jenis atau strain protozoa ini, sebagian ada yang hanya berinvasi ke dinding usus saja, dan ada pula yang masuk ke organ tubuh yang lain diluar usus seprti hati, otak dan lain sebagainya. Sebagian dari amoebulae ini tanpa diketahui sebabnya mulai berubah menjadi cyste meda yang berinti satu kemudian menjadi tua, yang terlaihat dari jumlah intinya. Cyste yang tua mengandung buah inti. Cyste - cyste tersebut akan keluar dari tubuh bersama tinja. Selain cyste yang tua, cyste muda dan bahkan tidak jarang trophozoite ikut juga keluar kedalam tinja terutama bila tinja tadi cair. Cyste merupakan bentuk yang paling tahan terhadap suasana diluar tubuh dan dapat memulai siklusnya lagi bila mengkontaminasi makanan.

Minggu, 21 Maret 2010

Perhitungan Dasar dalam Analisis Farmasi

Data yang diperoleh dari analisis dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode berbasis komputer. Akan tetapi, agar dapat memperoleh beberapa gagasan tentang kebenaran suatu jawaban, penting untuk dapat melakukan perhitungan-perhitungan secara tradisional. Ada bermacam-macam unit yang digunakan untuk menunjukkan jumlah dan konsentrasi analisis farmasi.

Persen volume/volume (%v/v)
%v/v paling sering ditemui berkaitan dengan komposisi fase gerak yang digunakan dalam kromatografi cair tekana tinggi. Jadi, jika 30 ml metanol dicampurkan denagn 70 ml air, akan terbentuk campuran 30:70 v/v. Karena beberapa penyusutan dalam volume terjadi jika dua cairan dicampurkan, %v/v hanya dapat diperkirakan. Beberpa ahli kromatografi lebih suka membuat campuran pelarut dengan menimbangnya dan bukan dengan mengukur volume dan dalam hal ini campuran pelarut dapat dinyatakan sebagai % bobot dalam bobot.

Persen bobot dalam volume (%b/v)
%b/v biasanya digunakan untuk menyatakan kandungan bahan aktif didalam formulasi cair seperti injeksi, infus, dan tetes mata. Kerapatan pelarut tsb dalam hal ini tidak relevan; jadi larutan 1 g/100ml suatu obat adalah 1 %b/v baik obat itu dilarutkan didalam etanol maupun air.

Pengenceran
Agar ekstrak dari suatu formulasi atau larutan zat obat yang murni dapat diukur, ekstrak tersebut harus diencerkan sehingga akan berada didalam rentang kerja instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Jadi, pemahaman tentang faktor-faktor pengenceran sngat penting untuk perhitungan berdasarkan data analisis.

Jumat, 12 Maret 2010

ANATOMI paru-paru

Paru- Paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung Paru-paru ini kurang lebih 700juta buah.
Paru-paru dibagi dua:
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas

Senin, 08 Maret 2010

Pengaruh pH Terhadap Enzim

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH). Adanya perubahan tingkat keasaman di sekitar molekul enzim, akan memengaruhi bentuk tiga dimensi enzim. Selain itu, kondisi asam dan basa di lingkungan molekul enzim dapat menyebabkan denaturasi enzim. Enzim banyak jenisnya. Setiap enzim tersebut memiliki pH optimum. Misalkan enzim berikut ini :
- Enzim pepsin. Enzim ini bekerja di dalam lambung memiliki pH optimumsekitar 2.
- Enzim amilase. Enzim ini bekerja di mulut dan usus halus. Enzim ini memiliki pH optimum sekitar 7,5.

Sabtu, 06 Maret 2010

Hukum Archimedes Pada Tekanan Dalam Zat Cair

Zat cair memiliki sifat-sifat yang unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Di bawah ini merupkan penjelasan dasar mengenai hukum archimides pada pelajaran fisika.

A. Bunyi Hukum Archimides

Benda yang dicelupkan atau dimasukkan sebagain ataupun seluruhnya ke dalam suatu cairan akan mendapatkan gaya ke atas sebesar zat cair yang didesak oleh benda yang dicelupkan atau dimasukkan tadi.

B. Kesimpulan Yang Dapat Ditarik

- Zat cair memiliki gaya tekan ke atas. Perahu dapat mengambang karena ada gaya tekan ke atas dari zat cair. Tanpa adanya daya tekan ke atas maka manusia tidak akan mungkin dapat berenang di air.

- Zat cair menekan ke segala arah. Zat cair akan memberi tekanan ke semua arah yang ada dengan besar yang sama. Apabila ember yang berisi air kita beri lubang di banyak tempat maka terlihat bahwa air mengucur dari semua lubang yang ada.

- Tekanan zat cair bergantung pada kedalamannya. Semakin dalam seorang penyelam menyelam di dalam laut, maka semakin besar pula tekanan air yang menekan tubuh penyelam yang mampu mempengeruhi metabolisme tubuh penyelam.

Sabtu, 27 Februari 2010

Energi ionisaisi

Energi ionisasi pertama merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (paling mudah lepas) dari satu mol atom dalam wujud gas untuk menghasilkan satu mol ion gas dengan muatan 1+.

Hal ini lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan per mol X.

Yang perlu diperhatikan pada persamaan di atas

Simbol wujud zat – (g) – penting. Pada saat anda membahas energi ionisasi, unsurnya harus dalam wujud gas.

Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1 (kilojoules per mole). Nilainya bervariasi dari 381 (yang sangat rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi).

Semua unsur memiliki energi ionisasi pertama – bahkan atom yang tidak membentuk ion positif pada tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ mol-1) secara normal tidak membentuk ion positif karena besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron.

Pola energi ionisasi pertama pada tabel periodik

20 unsur pertama

Energi ionisasi pertama menunjukkanperiodicity. Itu artinya bahwa energi ionisasi bervarisi dalam suatu pengulangan jika anda bergerak sepanjang tabel periodik. Sebagai contoh, lihatlah pola dari Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan pola yang sama dari Na ke Ar.

Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat.

Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi

Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk menarik elektron tertentu dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara elektron dan inti yang kuat.

Besarnya tarikan dipengaruhi oleh:

Muatan inti

Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat tarikannya terhadap elektron.

Jarak elektron dari inti

Jarak dapat mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat daripada yang lebih jauh.

Jumlah elektron yang berada diantara elektron terluar dan inti

Perhatikan atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa anda tak dapat menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!)

ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas. Antara elektron terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan kedua. Pengaruh 11 proton pada inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron terluar hanya merasakan tarikan bersih kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap elektron yang lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga (shielding).

Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau berpasangan dengan elektron lain

Dua elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain. Hal ini mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang berpasangan dapat dilepaskan dengan lebih mudah dari yang anda perkirakan.

Menjelaskan pola pada sebagian unsur-unsur pertama

Hidrogen memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat kecil, dan elektron tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak ada elektron yang menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi (1310 kJ mol-1).

Helium memiliki struktur 1s2. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti pada contoh hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi ionisasinya (2370 kJ mol-1) lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti pada hidrogen.

Litium memiliki struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi kedua, lebih jauh dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan adanya tambahan proton pada inti, tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang penuh dari inti – tersaring oleh elektron 1s2.

Anda dapat membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari pusat (3 proton dikurangi oleh dua elektron 1s2 electrons).

Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen (bukan dengan helium), elektron hidrogen juga mengalami tarikan 1+ dari inti, tetapi pada litium jaraknya lebih jauh. Energi ionisasi pertama litium turun menjadi 519 kJ mol-1 sedangkan hidrogen 1310 kJ mol-1.

Pola pada periode 2 dan 3

Membahas 17 atom pada saat bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat melakukannya dengan lebih terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama pada dua periode ini, dan kemudian menjelaskan pengecualian yang ada.

Secara umum pola pada kedua periode sama – perbedaannya energi ionisasi periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.

Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3

Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu periode dari kiri ke kanan.

Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 – 2s atau 2p. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring oleh elektron 1s2.

Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium sampai neon. Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap elektron sehingga menaikkan energi ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti. Kenaikan energi ionisasi itu berada dalam satu periode.

Pada periode 3, kecenderungannya sama. Semua elektron yang dilepaskan berada pada tingkat ketiga dan tersaring oleh elektron 1s22s22p6. Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi muatan intinya makin meningkat.

Mengapa terjadi penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)?

Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan aluminium. Elektron terluar kedua atom ini lebih mudah dilepaskan dibandingkan dengan kecenderungan umum pada atom-atom periode 2 dan 3 lainnya.
Be 1s22s2 E. I. pertama = 900 kJ mol-1
B 1s22s22px1 E. I. pertama = 799 kJ mol-1

Anda mungkin mengharapkan energi ionisasi boron lebih besar dari berilium karena adanya tambahan proton. Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p bukan pada 2s. Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi daripada orbital 2s, dan elektronnya, rata-rata, berada lebih jauh dari inti. Hal ini memberikan dua pengaruh.

*

Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga mengurangi energi ionisasi
*

Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh elektron 2s2. Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya lebih rendah.

Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium sama, hanya saja terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.
Mg 1s22s22p63s2 E. I. pertama = 736 kJ mol-1
Al 1s22s22p63s23px1 E. I. pertama = 577 kJ mol-1

Elektron 3p pada aluminium sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan sebagian tersaring oleh elektron 3s2 sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua faktor ini mengurangi pengaruh bertambahnya proton.

Mengapa terjadi penurunan diantara golongan 5 dan 6 (N-O dan P-S)?

Sekali lagi, anda mungkin mengharapkan energi ionisasi unsur golongan 6 akan lebih tinggi daripada golongan 5 karena adanya tambahan proton. Apa yang terjadi?
N 1s22s22px12py12pz1 E. I. pertama = 1400 kJ mol-1
O 1s22s22px22py12pz1 E. I. Pertama = 1310 kJ mol-1

Penyaringannya sama (oleh 1s2 dan, sedikit, oleh elektron 2s2), dan elektron dilepaskan dari orbital yang sama.

Perbedaannya adalah pada oksigen elektron dilepaskan dari salah satu pasangan 2px2. Adanya tolakan antara dua elektron pada orbital yang sama menyebabkan elektron tersebut lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain.

Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan dengan cara yang sama.

Kecenderungan turunnya energi ionisasi dalam satu golongan

Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan pada tabel period ik, energi ionisasi secara umum akan menurun. Anda telah melihat bukti untuk hal ini bahwa energi ionisasi pada periode 3 lebih rendah dari periode 2.

Sebagai contoh pada golongan 1:

Mengapa energi ionisasi natrium lebih rendah dari litium?

Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi muatan inti natrium lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi natrium lebih besar, tetapi kenaikan muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak elektron dari inti yang makin jauh dan lebih tersaring.
Li 1s22s1 E. I. pertama = 519 kJ mol-1
Na 1s22s22p63s1 E. I. pertama = 494 kJ mol-1

Elektron terluar litium berada pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s2 yang menyaringnya. Elektron 2s1 mengalami tarikan dari 3 proton dan disaring oleh 2 elektron – tarikan bersih dari pusat adalah +1.

Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3, dan terhalangi dari 11 proton pada inti oleh 10 elektron yang berada lebih dalam. Elektron 3s1 juga mengalami tarikan bersih 1+ dari pusat atom. Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan antara elektron terluar dan inti pada natrium. Sehingga energi ionisasi natrium lebih rendah.

Penjelasan yang sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada golongan tersebut, atau, pada golongan yang lain.

Kecenderungan energi ionisasi pada golongan transisi

Selain seng pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama.

Semua unsur memiliki struktur elektron [Ar]3dn4s2 (or 4s1 pada kromium dan tembaga). Elektron yang terlepas selalu dari orbital 4s.

Jika anda bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam deretan golongan transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron pada 3d juga bertambah. Elektron 3d mengalami beberapa pengaruh penyaringan, proton tambahan dan elektron 3d tambahan dapat menambah atau mengurangi pengaruh tarikan dari pusat atom yang diamati.

Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan.
Cu [Ar]3d104s1 E. I. pertama = 745 kJ mol-1
Zn [Ar]3d104s2 E. I. pertama = 908 kJ mol-1

Pada contoh di atas, elektron yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama, dengan penyaringan yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada inti sehingga daya tariknya lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan elektron orbital 4s, tetapi pada kasus ini tolakannya tidak cukup untuk mengimbangi pengaruh bertambahnya proton.

Energi ionisasi dan reaktivitas

Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah terjadi:

Anda dapat menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb, Cs) dari atas ke bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi. Bereaksi dengan apapun, logam-logam tersebut akan membentuk ion positif, dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih mudah terbentuk.

Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu tahap dalam beberapa langkah proses.

Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga mengakhirinya dengan gas ion positif – anda akan mengakhiri dengan ion dalam padatan atau larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu unsur ke unsur lainnya. Secara ideal anda perlu mempertimbangkan semua hal dan tidak hanya mengambil sebagian saja.

Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan dalam energi aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat – tanpa mengabaikan seluruh energi yang berubah pada reaksi tersebut.

Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan menyebabkan energi aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.

Sabtu, 20 Februari 2010

PEMANFAATAN REAKSI ASAM BASA di BIDANG KESEHATAN

Di bidang kesehatan, prinsip raksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit magg, sengatan lebah, dan sengatan tawon. Apakah kamu pernah menderita penyakit magg ? Obat apakahyang biasa digunakan untuk mengobati sakit magg ? Sakit magg disebabkan kelebihan asam yang diproduksi lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Di dalam lambung, makanan digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil untuk dialirkan ke duodenum (bagian awal dari usus kecil. Lambung dapat memproduksiasam lambung yang mengandung asam klorida dan pepsin (hormon pencernaan). Asam tersebut berfungsi membantu pencernaan makanan.
Meskipun asam klorida bersifat korosif, asam klorida tidak merusak lapisan lambung karena tubuh manusia dikaruniai Tuhan lapisan mukosa yang berfungsi melindungi lambung dan alat pencernaan lainnya dari kekorosifan asam. Jadi, dalam kondisi normal, asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan. Jika produksi asam di lambung berlebih, menyebabkan lapisan mukosa berlubang sehingga lambung menjadi luka.
Untuk menurunkan asam lambung yang berlebihan dapat digunakan obat magg. Obart magg atau biasa dikenal dengan istilah antasid mengandung senyawa basa atau garam bersifat basa. Senyawa basa di dalam obat magg dapat menetralkan asam lambung sehingga dapat mengatasi gejala sakit magg, diantaranya magnesium hidroksida, alumunium hidroksida, alumunium karbonat, kalsium karbonat, dan natrium bikarbonat.
Prinsip reaksi asam dan basa juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati sengatan lebah dan tawon. Berdasarkan hasil penelitian, sengatan lebah mengandung campuran asam amino, asam formiat, asam klorida, dan asam fosfat. Adapun sengatan tawon mengandung senyawa basa. Dengan mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam sengatan lebah dan tawon. Asam yang terkandung dalam sengatan lebah dapat dinetralkan dengan mengoleskan senyawa basa, seperti sabun ke kulit yangtersengat. Adapun basa yang terkandung dalam sengatan tawon dapat dinetralkan dengan menambah senyawa asam, seperti asam cuka.